Selamat Datang..

Selamat Datang..

Sabtu, 24 Maret 2012

Macam-macam maf'ul

Macam-macam Maf’ul
Oleh: Amirul Mukminin
 Maf’ul Bih
Maf’ul Bih adalah isim yang menjadi sasaran perbuatan (objek)
Contoh : ضربت زيد ا
Maf’ul bih terbagi atas dua bagian :
• Dzahir, yaitu maf’ul bih yang bukan terdiri dari kata ganti contoh : ركبت الفرس
• Dhamir, yaitu maf’ul bih yang terdiri dari kata ganti. Maf’ul bih yang dhomir ini terbagi menjadi dua :
 Dhamir muttashil. Contoh : اكرمني, اكرمنا
 Dhamir muttashil. Contoh : اياي, اياهما, اياك
Hukum-hukum maf’ul bih
 Yang asal maf’ul bih diakhirkan dari fi;il dan fa’il,
seperti : وورث سليمان داود
 Terkadang ia mendaului fa’il secara :
• Jaiz (boleh), seperti : ضرب سعرى موسى
• Wajib, seperti : زات الشجرة نوره . dalam contoh ini adalah karena fa’il mempunyai dhamir yang kembali kepada maf’ul bih.
 Terkadang ia mendahului fi’il dan fa’il dengan hukum :
• Jaiz, seperti : فريق كدبوا وفريقا يقتلون
• Wajib, seperti : فاي ايات الله تنكرون . dalam contoh ini karena isim istifham (اي) harus berada dipermulaan kalam.
 Ada juga maf’ul bih yang ‘amilnya tersimpan atau dikira-kira dengan hukum :
• Jaiz, sepeti kalau ada yang bertanya (مدا نزل ربكم) lalu dijawab (خبر) maka maksudnya adalah (انزل خير)
 Maf’ul Fihi (Dzaraf Makan/Zaman)
ظرف الزمان هواسم الزمان المنصوب بتقديرفي نحواليوم
Dzorof zaman (keterangan waktu), yaitu isim yang menunjukkan waktu yang dibaca nashob dengan mangira fi (في), seperti :
اليوم = pada hari ini
الليلة = pada malam ini
غدوة = pagi hari
سحرا = waktu sahur
ظرف المكان هواسم المكان المنصوب بتقديرفي نحوامام
Dzorof makan (keterangan tempat), yaitu isim yamg menunjukkan tempat yang dibaca nashob dengan mengira-ngira fi (في), seperti :
امام = di depan
خلف = di belakang
قدام = di depan
وراء = di belakang
 Semua isim zaman dibaca nashob sebagai dzharaf (dzorfiyah), tidak ada perbedaan antara yang mukhtash (مختص), yang ma’dud (معدود) maupun yang mubham(مبهم).
 Mukhtash adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (متى: kapan?), seperti : يوم الجمعة dan lain-lain.
 Ma’dud adalah lafadz yang dapat menjawab pertanyaan (كم: berapa lama?), seperti : الشهر, الاسبوع dan lain-lain,
pada contoh : اعتكفت اشهر, اعتكفت اسبوعا
 Mubham adalah lafadz yang tidak menjadi jawab dari apapun, seperti : جاست حينا ووقتا.
 Isim makan yang dibaca nashob sebagai dzaraf ada tiga macam, yaitu :
1) Mubham (مبهم), seperti isim arah yang enam, yaitu (فوق, تحت, يمين, شما ل, امام, خلف) dan lafadz yang serupa dengan mereka.
2) Isim ukuran (اسم المقدار), seperti : البريد, الفرشخ, الميل . seperti dalam contoh : سرت ميلا
3) Musytaq (مشتق), yaitu lafadz yang dicetak dari mashdar amilnya, seperti contoh : ان كان نقعدمنها مقاعدللسمع, جلست مجلس زيد.
Selain dari ketiga macam di atas, isim makan tidak boleh nashob sebagai dzaraf. Tidak boleh dibaca(قمت الطريق, صليت المسجد ). Mereka hanya dijerkan dengan(في) seperti(قمت, صليت قي المسجد في الطريق). Adapun ucapannya orang arab seperti( سكن, دخلت المسجد تالبيت) adalah kelonggaran dengan membuang huruf jer. 

 Maf’ul Muthlak (Mashdar)
Yaitu isim mashdar yang menguatkan amilnya atau yang menerangkan macam amilnya atau juga yang menerangkan hitungan amilnya.
 Yang memperkuat amilnya seperti وكلم الله موسى تكليما
 Yang menerangkan macam amilnya seperti العمرو ضربت زيد ضرب
 Yang menerangkan hitungan amilnya seperti ضربت ضربتين
Masdar ada dua macam :
1. lafdzi (لفظي), yaitu apabila mashdar sesuai dengan lafadz fi’ilnya, seperti contoh di depan.
2. maknawi (معنوي), yaitu apabila mashdar hanya sesuai dalam makna dengan fi’ilnya, seperti : جلست قعودا, قمت وقوفا
* pengertian sederhana dari mashdar ialah lafadz yang jatuh pada urutan ketiga dari tashrif ishtilahi, seperti : ضرب- يضرب- ضربا- مضربا , lafadz ang ketiga (ضربا) itulah mashdar.
 Maf’ul Min Ajlih /Maf’ul Li’ajlih
Yaitu lafadz/isim yang dibaca nashob yang menerangkan sebab terjadinya pekerjaan.
Syarat dari maf’ul min ajlih adalah :
1. berupa mashdar
2. bersamaan waktunya
3. bersamaan pelakunya
seperti : قام زيد اجلالالعمر, ولاتقتلوااولدكم خشية املاق
karena telah adanya syarat diatas, maka tidak boleh mengucapkan, seumpama:
 تا صبت السفر) ( karena tidk bersamaan masa dengan amilnya.
 (جئتك محبتك اياي) Karena tidak bersamaan dengan amilnya.
Kedua bentuk kalimat tersebut wajib jer dengan lam (ل), sehingga terbentuk (تا صبت السفر جئت لمحبتك اياي).
 Maf’ul Ma’ah
Yaitu isim yang dibaca nashob yang disebut setelah wawu ma’iyah (yang berarti beserta/ bersamaan) untuk menjelaskan sesuatu yang bersamanya/ besertanya dilakukan pekerjaan.
Contoh : جاء الامروالجيش, انا سائروالنيل
 Terkadang maf’ul ma’ah wajib dibaca nashob sebagai maf’ul seperti contoh di atas, Karena bentuk tersebut tercegah dari athof. Kalau keduanya dijadikan athof, maka makna keduanya akan kacau, contoh lain : لاتنه عن القبيح وإتيا نه, فاجمعو امركموشركانكم
 Terkadang maf’ul ma’ah diunggulkan atas athof, artinya boleh athof, tapi lebih baik menjadi maf’ul, seperti (قمت وزيدا). Boleh dibaca (قمت وزيد) sebagai athof, tetapi dho’if (lemah).
 Terkadang athof lebih baik, sepertri contoh yang pertama diatas (جاءالامروالجيش). Contoh lain ( زيد حسن وجهه ),Athof ialah lebih baik, karena yang asal. 

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2181452-macam-macam-maf-ul



1 komentar:

  1. Maaf min, contoh bahasa arahnya banyak yg gak sesuai kaidah atau yg di qur'an min, selebihnya bagus aja

    BalasHapus